LOTENG BumiGoraMedia.com - (23-5-202). Disaat gencar-gencarnya Pemerintah Kabuoaten Lombok Tengah bersama Polri dan Tentara Nasiaonal Indonesia (TNI) melakukan penyekatan penjagaan di pintu-pintu masuk di berbagai kawasan objek wisata khususnya di wilayah Loteng, guna mencegah penyebaran Disease Corona Virus (Covid-19) toh kebobolan juga atau disengaja. Seperti yang terlihat, tepatnya di Pantai Kuta, Desa Kuta, Kecamatan Pujut pada Sabtu 22-5-2021. Dimana Club Moge Leluasa Masuk Ke Pantai Kuta Pujut.
Keberadaan dan kegiatan club Moge di pantai kute telah beredar luas di media sosial (Medsos) dimana sejumlah foto dan video belasan pemotor gede (Moge) pada Sabtu 22/5/2021 masuk dengan bebas dan leluasanya berkonvoi tanpa menghiraukan penyekatan disaat tempat wisata tersebut sementara ditutup. Sebagaimana yang diberlakukan kepada warga, pedagang dan pengunjung lainnya. Tapi ironisnya justru Club Moge dengan Leluasanya masuk ke obyek wisata tersebut.
Dalam foto tersebut, nampak para pengendara motor gede itu masuk ke Mandalika Beach Park dengan santai layaknya tidak ada larangan, tidak ada penjagaan berwisata seperti di Kawasan KEK Mandalika.
Hal itu pun sontak membuat publik dan masyarakat kute khusunya sangat kecewa kepada para aparat kemananan (TNI-Polri) yang sejak beberapa hari ini melarang siapapun berwisata ke sejumlah objek wisata di Loteng. Terlebih lagi, aksi para pemotor gede tersebut. Dan beredar juga surat ber-kop Road Glide Owners Group (RGOG) dengan nomor 002/RGOG/V/21 tertanggal 17 Mei 2021 yang ditujukan kepada Direktur Utama ITDC.
Dimana, dalam surat tersebut, RGOG menjelaskan bahwa mereka akan menggelar acara Parade Merah Putih pada Agustus mendatang. Dan konvoinya mereka itu diketahui untuk survey lokasi acara sekaligus berwisata, padahal lokasi wisata itu Sementara ditutup.
Aksi para pemotor gede itu, menjadi sorotan publik dan sejumlah kalangan Aktivis dan LSM serta penggiat Pariwisata. Salah satunya yakni dari kalangan pemerhati wisata Loteng, Mawardi. Ia menilai bahwa sikap Kapolres Loteng dan Kapolsek Kuta sangatlah terlalu berlebihan kepada pihaknya di wilayah Selatan. Sampai-sampai warga setempat pun distop dilarang untuk masuk di wilayah Pantai Kuta yang merupakan bumi leluhurnya sendiri.
“Tapi aneh....pada Sabtu kemarin kok bisanya ada masyarakat dari luar daerah diizinkan masuk dengan bebas dan leluasanya kesana kemari sekalipun itu sebentar?” tanya Roby sapaan akrab pria berewok ini.
Ketua Perserikatan BUMDes Indonesia (PBI) Loteng ini pun melihat bahwa kebijakan itu tidak adil kepada masyarakat Pujut dan sangatlah nampak. Belum lagi jika berbicara soal keluhan rekan-rekan BUMDes yang mengelola wisata di desa-desa bersama Pokdarwisnya. Karena ini seperti ada perlakukan berbeda antara para pemotor gede itu dengan masyarakat. Sehingga ia melihatnya ini sangatlah aneh namun lucu.
“Terus terang saja, kami sangat kecewa dengan diizinkannya para pemotor gede (Moge) ini masuk ke wilayah Pantai Selatan dalam hal ini ke Pantai Kuta,” akunya.
Diakui juga pria asal Desa Tumpak ini, bahwa di Pantai Mawun saja kemarin Maaf,..hampir orang-orang yang biasa sebagai nelayan distop untuk masuk pergi kepantai melaut. Itu menurutnya keterlaluan dan berlebihan. Apalagi orang-orang yang benar-benar ingin menikmati keindahan pantainya sendiri. Makanya, sejak awal dirinya berdo’a semoga aturan-aturan ini segera dicabut dan corona segera berlalu. Keluhnya
“Kami disini sebenarnya dalam keadaan mati suri, pedagang-pedagang kecil semua sudah gulung tikar gara-gara penyekatan yang berlebihan,” terangnya.
“Ini mah bukan penyekatan lagi namanya, tapi penutupan total. Karena awalnya keluar aturan penyekatan, tapi apa yang terjadi saat ini, semua di TUTUP TOTAL,” kesal pentolan Lembaga Forum Analisis Kebijakan Untuk Rakyat (FAKTA) RI ini.
Lalu Sandika Irwan, Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Masyarakat Sadar Wisata (MASATA) Loteng juga mengatakan, dirinya masih menggali informasi dulu terkait foto dan vidio viral club Moge Yang leluasa masuk ke Pantai Mandalika itu sama pihak ITDC. Agar tidak bias dan liar informasinya.
Namun yang jelas, kenyataannya kan harus sesuai SE bersama antara Bupati, Dandim dan Kapolres itu. Dimana, semua akses ke objek wisata di Loteng ini ditutup. Sehingga jika benar adanya, pihaknya sangat sayangkan jika aturan ‘PENYEKATAN’ itu berlaku ganda. Artinya, biar tidak nanggung, iya kenapa tidak dibuka saja sekalian. Kenapa tidak juga, aturannya siapapun yang mau berwisata asal bisa menunjukkan hasil tes swab non reaktif, iya dipersilahkan gitu lhooo
“Agar lebih fair, meski memberatkan masyarakat. Tapi Boro-boro untuk tes swab bro, untuk uang beli gass aja susah,” ujarnya.
Terkait video dan foto group Moge itu, Kapolres Loteng AKBP Esty Setyo Nugroho ketika dikonfirmasi wartawan via Whatshaps pribadinya membenarkan hal tersebut. Katanya, kedatangan rombongan Harley-Davidson itu sebelumnya disampaikan kepada pihaknya untuk kegiatan survey lokasi untuk acara Bhakti Sosial (Baksos) Agustus mendatang. Selain itu, mereka juga telah menunjukkan bahwa sebelumnya telah di SWAB dan juga telah meminta izin ke ITDC.
“Mereka menyampaikan akan survey lokasi untuk kegiatan Baksos dan telah menunjukkan bahwa rombongannya telah di SWAB,” kata Kapolres.
Namun demikian, pihaknya tetap ketat, tegas dan tetap memerintahkan agar mereka segera meninggalkan tempat karena ada pembatasan dan penutupan tempat wisata yang ada di Loteng. Kapolres pun tidak mau kegiatan mereka kontra produktif dengan himbauan bersama yang telah dibuat beberapa hari lalu bersama Bupati dan Dandim.
“Saya perintahkan ke mereka untuk segera meninggalkan tempat Pantai Kuta, Red) karena ada pembatasan dan penutupan tempat wisata yang ada di Lombok Tengah,” tutup Kapolres.(BM-Tim)
0 Komentar