MATARAM, Bumigoramedia.com - Menjelang pergantian tahun, sejumlah aktivis dari berbagai organisasi dan kepemudaan menggelar diskusi dan silaturahmi dengan Gubernur NTB Dr. Zulkiefkimansyah di Tuwa Kawa Mataram, Kamis (30/12/2021).
Dalam pertemuan ini berbagai isu daerah menjadi topik yang didiskusikan. Diantaranya melejitnya harga bawang merah, beasiswa untuk mahasiswa NTB, sejumlah program sekaligus refleksi jelang akhir tahun.
Ketua Pengurus Kordinator Cabang Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PKC PMII) Bali-Nusra, Aziz Muslim menilai kebijakan gubernur yang mengharuskan semua OPD memilki platform media sosial dan memaparkan programnya secara langsung melalui media sosial dinilai sebagai terobosan positif di era keterbukaan informasi publik.
Sosok Dr. Zul yang juga aktif di media sosial juga kata Aziz patut diapresiasi karena berinteraksi langsung dengan masyarakat NTB tanpa melalui jalur protokol atau protap yang telah dilakukan.
"Doktor Zul merupakan gubernur yang dekat dengan semua kalangan ini banyak yang akhir-akhir ini komentar di sosial media dari berbagai kalangan, tapi saya bilang Gubernur Nusa Tenggara Barat ini atau Bang Zul ini adalah salah satu unsur yang dekat dengan mahasiswa, bahkan seluruh lapisan masyarakat di Nusa Tenggara Barat," ujar Aziz.
Sementara Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia Nusa Tenggara Barat (GMNI NTB) Al Mukmin Betika meminta agar Dr. Zul mengambil langkah strategis untuk harga bawang. Menurut Mukmin sektor pertanian harus mendapat perhatian khusus.
"Persoalan pertanian seperti bawang ini kunci membangun NTB, Zaman Majapahit kuat bukan karena perdagangan tapi karena pertanian, saya minta pak gub menbenahi sektor pertanian juga," ucap Mukmin.
Gubernur NTB Dr. Zulkieflimansyah yang menerima berbagai masukan dari para aktivis tersebut memberikan apresiasinya.
Ia mengatakan perhatian para mahasiswa dan aktivis sangat diperlukan dalam mengontrol semua program dan pembagunan daerah. Meski demikian Dr. Zul juga mengajak semua elemen masyarakat terutama tokoh pemuda, aktivis dan mahasiswa untuk bersama sama membangun daerah.
Menurut gubernur tindakan nyata lebih berarti dari sekedar retorika. Sehingga ia berpesan agar menjaga lisan dan lebih banyak berbuat bersama untuk kemajuan daerah.
"Kemampuan menahan emosi kemampuan menahan jiwanya untuk tidak ngomong yang tidak baik. Dulu waktu jadi senat di UI saya banyak belajar ngomong nyelekit walaupun sifatnya kritik tetapi dunia saat ini sudah beda, tantangan aktivis dari daerah kita di manapun berada untuk menahan diri, lebih mengeluarkan kemampuan yang sifatnya konstruktif seperti adinda Azis ini yang sudah mapan yang sudah pandai mengolah kata," kata gubernur.
Dr. Zul menegaskan dirinya tidak pernah anti kritik, namun lebih dari itu lanjut gubernur, bekerja bersama membangun daerah ini sesuai porsi dan kemampuan lebih bernilai dibandingkan sekedar melontarkan kritikan.
"Jadi saya berharap mari kita bergandengan tangan, kalau bukan kita siapa lagi yang akan membangun daerah kita ini, perlu kerjasama dan saling bahu membahu, ada yang salah mari kita perbaiki bersama," pungkas gubernur.(red)
0 Komentar