LOMBOKTIMUR,Bumigoramedia.com - Diketahui, Desa Sembalun Bumbung yang kawasannya terhimpit oleh pegunungan yang indah dan memukau yang merupakan andalan pariwisata Kabupaten Lombok Timur, Khususnya Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB). Daerah Wisata Sembalun ini juga merupakan salah satu kawasan yang letaknya di kaki gunung berapi yakni gunung Rinjani.
Siapa sih yang tak kenal obyek wisata yang memiliki ciri khas suhu dingin ini ? Hingga tak heran jika tempat ini banyak menyimpan kekayaan alam yang mampu memyedot para wisatawan manca Negara berdatangan untuk menikmati keindahan serta keistimewaannya.
Kekayaan alam yang berupa gunung, bukit nan mempesona sebagai pemikat untuk berkeinginan berkunjung, selalu menantang masyarakat dunia untuk menikmati masa-masa tamasyanya. Selain memiliki gunung dan bukit, kekayaan alam yang berupa hasil bumi jugak melimpah ruah seperti bawang puti, bawang merah,wortel,kentang,dan banyak juga yang lainnya seperti halnya strawberry yang kerap menjadi oleh-oleh keluarga para wisatawan setelah menikmati keindahan alam sekitar.
Sembalun telah lama juga dikenal oleh banyak wisatawan dari berbagai belahan dunia, baik wisatawan lokal,domestik, hingga manca Negara. Disamping terkenal,disisi lain Sembalun juga banyak memiliki asset budaya mulai dari keberadaan Desa Belek, yang mana diketahui sebuah komplek Desa adat yang merupakan Desa pertama kalinya didirikan oleh nenek moyang masyarakat Sembalun hingga saat ini masih utuh dan terjaga kelestariannya.
Sembalun juga memiliki atraksi budaya unik bernama Upacara Adat Ngayu-Ayu. Dimana upacara adat Ngayu-ayu adalah sebuah acara adat yang diadakan setiap 3 tahun sekali, dan sudah turun temurun dilakukan sejak lebih dari 600 tahun yang lalu.Pelaksanaan upacara Ngayu-ayu merupakan bentuk rasa syukur masyarakat Sembalun kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas diberikan kelimpahan hasil bumi, terhindar dari bencana, dan harapan untuk terhindar dari penyakit-penyakit yang konon di zaman dahulu sering dialami oleh masyarakat setempat.
Selain itu Ritual Ngayu Ayu merupakan bentuk syukur atas tumbuh suburnya padi merah (pade abang) yang dimana tipikal tanaman ini tidak tumbuh di sembarang tempat.
Prosesi acara ritual Ngayu Ayu ini telah berlangsung selama dua hari pada tanggal 13 sampai dengan 14 Juli 2022. Dimna di hari pertama, pengumpulan air dari tujuh sumber mata air yang mengalir dan dimanfaatkan oleh Masyarakat Sembalun. Air tersebut pun didiamkan selama satu malam di rumah-rumah ketua adat. Hingga keesokan harinya dikumpulkan menjadi satu di Makam Adat yang terletak di sebelah barat Lapangan Sembalun Bumbung.Adapun tujuan dari pengumpulan air dari tujuh sumber mata air ini merupakan simbol atas rasa syukur masyarakat Sembalun atas berlimpahnya hasil bumi di tanah Sembalun. Hari kedua dimulai dengan acara penyembelihan kerbau yang dilakukan oleh ketua-ketua adat yang selanjutnya kepala kerbau tersebut ditanam sebagai pasak bumi (pengaman) Desa Sembalun dari bala' bencana.
Kemudian dagingnya dimasak oleh ibu-ibu setempat untuk disajikan dan disantap bersama-sama yang dalam istilah Bahasa Sasaknya "Begibung". Kemudian setelah itu, diadakan Ritual Mafakin, dimana ritual ini para Ketua Adat membacakan bacaan-bacaan selama prosesi penurunan bibit padi merah (pade abang) dari lembang sampai proses penyemaian. Yang selanjutnya diadakan perang topat.
Setelah prosesi di tersebut dilakukan, masyarakat mengitari makam adat sebanyak sembilan kali putaran masing-masing ketua adat atau yang diwakilkan oleh anaknya menggendong air dari tujuh sumber mata air sebelum dikumpulkan menjadi satu di dalam makam.
Ritual adat Ngayu-Ayu sendiri berasal dari kata Ng=Ngumpulkan, A=Aik (13 Mata Air), Y=Yalah, U=Upacara, A=Adat Y=Yang U=Utama/pertama. Jadi Ngayu-Ayu berarti mengumpulkan 13 mata air adalah upacara adat yang utama atau pertama. Ritual adat Ngayu-Ayu dilaksanakan setiap 3 (tiga) tahun sekali yakni tanggal 5, 15, 25 maksudnya adalah angka-angka tanggal itu merupakan permujudan dari lemparan jumlah ketupat yang dilempar oleh para tokoh Sembalun masa lalu untuk menghalau iblis yang mengganggu warga Sembalun.
Sangat banyak urutan kegiatan dalam ritual ini sebagai pedoman dalam meniti kehidupan. Baik kehidupan sehari hari,berbangsa dan bernegara bahkan juga pedoman dalam agama.
Ditemui Bumigoramedia.com Suport moral yang telah diberikan oleh Datuk Sri Paduka Diraja Ramli bin Ma'dali terhadap acara ritual Adat Ngayu Ayu. pasalnya, Adat dan budaya yang di lihatnya sangat memukau di Sembalun ini merupakan adat yang jauh berbeda dibandingkan adat-adat daerah lain yang pernah dikunjunginya khususnya di Negara Kesatuan Republik Indonesia.
" Ada 24 Provinsi yang sudah saya datangi di Indonesia ini namun acara adat yang di gelar di Sembalun ini sangat unik terlihat dan sangat berbeda dari adat-adat daerah lainnya di Indonesia ini. Saya merasa bertuah terhadap ritual adat ini meski berbeda siikit yang saya tengok sendiri," ujarnya Datuk Ramli Asal Malaisya itu.
Adat dan budaya ini merupakan salah satu bridge yang bisa menyatukan masyarakat setempat dan dapat menyokong aparat pemerintah dalam memajukan daerah.
"Saya mengharapkan juga kepada pemerintah agar mendukung kegiatan-kegiatan ataupun budaya yang dilakukan oleh masyarakat demi terciptanya kerukunan dalam kehidupan bernegara," sambungnya.
Selain itu, ia menyatakan bahwa Ritual Adat Ngayu Ayu ini bagian dari silaturrahim antar sesama khususnya Malaisya dan Indonesia. Dengan menjalin hubungan silaturrahim melalui momen seperti ini sangatlah baik hingga hubungan antar Negara semakin erat.
" Hubungan antara Malaisya dengan Indonesia terus kita upayakan agar tetap baik. Menjalin kerjasama untuk maju jaya Negeri yang sama-sama kita cintai ini. Saya berdoa agar hubungan Indonesia dengan Malaisya tetab langgeng. Dan semoga Indonesia semakin berjaya. Bertuah untuk Indonesia," tandasnya. (BM)
0 Komentar