OPINI
LOMBOKTIMUR.Bumigoramedia.com - Tepat Pada Hari ini, Sabtu 03 September 2022 Pukul 13.30 WIB.
Pemerintah Mengumumkan secara terbuka Penyusuaian atau Perubahan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) yang tentunya langsung di tindak lanjuti oleh PT. Pertamina sebagai pelaksana serta penyedia.
Harga Mata uang rupiah yang pertahun nya begitu-begitu saja, sekalipun pada hari ini meguat pada angka 14.874 Namun Melihat 5 tahun Terakhir Kurs Rupiah Mentok pada angka 14.884 per dolarnya.
Belum lagi perekonomian pasca pandemi yang belum bisa di katakan pulih, serta banyaknya Oknum-Oknum tukang monopoli dalam berbagai sektor industri Rakyat.
Dengan segala permasalahan di atas, akankah Kenaikan Harga BBM layak di jadikan Solusi ?
menurut saya tidak, Karna kebijakan ini akan berimbas dan memukul kalangan masyarakat menengah kebawah yang notabene nya mempunyai daya beli yang pas-pasan.
Tidak sampai disitu, BBM merupakan Kebutuhan masyarakat yang terbilang dasar dalam segala aktivitasnya, maka ketika harga BBM saja sudah naik, besar kemungkin bahan-bahan pokok lainnya juga akan mengalami kenaikan harga, dan lagi lagi hanya akan memukul kalangan menengah kebawah.
Pemerintah semestinya Lebih mendahulukan Optimalisasi digitalisasi SPBU, karna mempunyai ruang yang sangat besar dalam mengawasi oknum-oknum tukang monopoli, kaum kaya yang tidak seharusnya mengkonsumsi BBM subsidi.
karna dari data PT. Pertamina sendiri, konsumen BBM bersubsidi 60% nya adalah merupakan masyarakat menengah - kaya yang mengonsumsi hampir 80% dari total realisasi konsumsi BBM bersubsidi dan dimana hanya sekitar 40% masyarakat rentan -miskin yang menggunakan 20% BBM subsidi, dan ini sungguh di sayangkan, karna jelas sudah salah sasaran.
Untuk itu sekali lagi, Penyesuaian/Perubahan Harga BBM ini menurut saya bukan solusi, melainkan ironi bagi masyarakat menengah kebawah - miskin.
Harapan saya selaku penulis Opini singkat ini, pemerintah seharusnya lebih bijaksana dalam mengambil sebuah kebijakan, yang dalam prosesnya harus mempertimbangkan, memperhitungkan, serta melibatkan masyarakat.
Penulis: YOGI SETIAWAN.
0 Komentar