LOMBOKTIMUR.Bumigoramedia.com - Sekertaris Daerah H. M Juaini Taofik bersama dengan Kepala Dinas Pariwisata Lombok Timur Iswan Rakhmadi membawa rombongan para jurnalis yang tergabung dalam Forum Jurnalis Lombok Timur (FJLT) mengunjungi Desa Wisata Pengadangan, Kecamatan Pringgasela, Lombok Timur, Mingu (06/11/2022).
Kunjungan ini bermaksud lebih memperkenalkan Desa Pengadangan kepada para Jurnalis dan mengajak para pemburu berita tersebut turut memperkenalkan Desa Pengadangan di mata dunia.
Dalam sambutannya, Sekda mengungkapkan keunikan yang menjadi satu daya tarik yang dimiliki Desa Penghadangan, yang tidak di miliki desa manapun di Lombok Timur.
"Kita di Desa Pengadangan ini, dari 209 Desa di Lombok Timur, Desa Pengadangan menjadi satu desa tua yang unik. Cirinya dari tata letak pemerintahannya, tidak banyak dari kantor desa yang dekat dengan masjid dan juga tempat adatnya," ucap pria yang akrab disapa Kak Ofik itu.
Lebih lanjut Sekda mengatakan, Desa Pengadangan luar biasa, dikarenakan mampu menyatukan tempat Pemerintahan, Adat Istiadat dan juga tempat peribadatannya.
"Banyak desa yang karena tekanan penduduknya berubah, dan itu yang menyebabkan harmonisasi dengan tokoh agama adat juga ikut berubah. Namun di Desa Pengadangan istimewa, kalau boleh kita belajar, belajarlah dari Desa Pengadangan ini," sebutnya.
Hal itu dikatakan Sekda Karena Desa Pengadangan mampu menjaga budayanya dari berpuluh tahun yang lalau hingga dengan saat ini.
Sekda menceritakan pengalamannya yang sempat berkunjung ke bali, pada saat mengikuti persiapan acara G20 di sana, ia belajar banyak tentang nilai budaya yang tertanam, terjaga hingga bali mampu di kenal dunia hingga saat ini.
"Saya saat bertemu Gubernur Bali pada persiapan G20 lalu, dia mengatakan kepada mendagri, kalau di perhatikan wilayah di indonesia belum tentu bali yang terindah, mungkin lebih bagus di Lombok. Namun sampai hari ini mengapa bali masih menjadi destinasi utama, sederhana jawabannya karena kami masih mempertahankan budaya," ungkapnya.
Oleh karenanya, bali berhasil Karena budaya disana merupakan lifestyle sehingga masyarakat tidak merasa berat menjalani dan mempertahankan budayanya.
Hal ini lah yang juga dilihat Sekda di Desa Pengadangan, dimana adat istiadat masih terjaga dengan sangat baik.
Oleh karenanya, Sekda mengungkapkan sedang menguji Desa Pengadangan apakah berhasil menjaga adat, dengan kemarin menggelar acara Betetulak dengan diisi parade 5 ribu dulang.
"Rupanya Desa Pengadangan berhasil, hingga parade 5 ribu dulang tersebut menjadi perbincangan," ungkapnya.
Bedulangan Salah Satu Budaya Desa Pengadanagan.Untuk itu juga, walaupun tidak ada momentum istimewa Desa Pengadangan pada saat ini masih tetap melakukan apa yang menjadi keharusan, yakni menghormati tamu yang berkunjung di Desanya.
"Memang tamu itu merupakan sumber rezeki. Dan itulah yang dirasakan juga oleh temen-temen media saat berkunjung hari ini," sebutnya.
Oleh karenanya apa yang dirasakan teman media diharapkan sekda bisa juga dirasakan oleh orang diluar sana.
Khususnya berbicara mengenai wisatawan yang nantinya akan menonton penggelaran WSBK di Mandalika Street Sirkuit di Lombok Tengah.
"Kenapa kita adakan acara ini di Desa Pengadangan. Dengan harapan orang luar kalau datang sebelumnya pasti membaca berita, untuk mengetahui apa yang terjadi di daerah yang kita kunjungi, kemarin kita sukses mengadakan pesona budaya beritanya dimana mana. Harus ada pemberitaan yang memberitakan ada desa yang tetap menjaga budayanya namanya adalah Desa Pengadangan," tegasnya.
"Hingga kemudian, tidak menutup kemungkinan, di WSBK kali ini, habis wisatawan ini hunting di Lombok Tengah, akan mampir juga di Lombok Timur," lanjutnya.
Jarak Lombok Tengah dan Lombok Timur juga yang tidak terlalu jauh menjadi satu acuan Sekda
"Orang bisa datang di pesona budaya Pengadangan itu mimpi kita. Ada orang bijak mengatakan, kalau bermimpi sendiri itu mimpi, kalau mimpi bersama itu kenyataan. Saya ingin kita bermimpi semua raider MotoGP datang ke Pengadangan untuk makan Begibung (makan bersama masyarakat) di Desa Pengadangan," demikian Sekda. (BM)
0 Komentar