LOMBOKTIMUR.Bumigoramedis.com - Dalam upaya menekan penurunan angka stunting, Dinas Pemberdayaan Perempuan Perlindungan Anak dan Keluarga Berencana (DP3AKB) Kabupaten Lombok Timur tak henti-hentinya melakukan Diseminasi Audit Kasus Stunting (AKS).
Audit Kasus tersebut kini telah sampai pada tahap II dan ditahap ini sekaligus dijalankannya langkah evaluasi tahap sebelumnya. Kegiatan tersebut berlangsung di Rupatama 2 kantor Bupati, Rabu, (8/11/2023).
Disampaikan Kadis DP3AKB Lotim, H. Ahmad mengatakan, sesuai rekomendasi pada penyelenggaraan AKS tahap I yang diselenggarakan pada Juni 2023 lalu, yang menghadirkan para pakar seperti S.PoG, spesialis anak (S.PA,), dan Ahli gizi, serta Psikolog. Karenanya AKS tahap II ini merupakan tindak dan evaluasi.
"Hasil hari ini merupakan lanjutan dari apa yang menjadi permasalahan di lokasi yang kami ambil di Kecamatan Labuhan Haji, tepatnya di Desa Kertasari, yang disana terdapat tiga dusun yang menjadi sasaran, " Ucap H. Ahmad kepada opsintb.com
Sekarang ini bebernya, merupakan tindak lanjut dan evaluasi dari kegiatan yang telah dilakukan.
Bahkan disampaikan juga, terdapat 4 sasaran dari AKS tersebut yakni diantaranya, calon pengantin (Catin), ibu hamil (Bumil), ibu menyusui (Busui), dan Balita usia dibawah 5 tahun.
Hasil pertemuan tindak lanjut dan evalusi itu, sebut H. Ahmad, bahwa Dokter Spesialis Obstetri Ginekolog (S,poG), dan Dokter Spesialis Anak merekomendasikan agar ibu hamil rutin untuk melakukan Ultrasonografi (USG) yang dimana selama masa kehamilannya dilakukan paling banyak enam kali dan minimal empat kali.
"Kalau USG nya hanya sekali dua kali, paling hanya ditanya jenis kelamin tidak pernah dilihat perkembangan janin selama dalam kandungan, " Pungkasnya
Dikatakannya juga, Bila ibu hamil tidak melakukan USG secara rutin, akan pemicu terjadinya stunting, sehingga itu menjadi permasalahan dari 1000 Hari Pertama Kehidupan (HPK) itu sendiri.
"USG minimal dilakukan selama masa kehamilan itu sampai empat kali," Jelasnya
Sehingga pada kegiatan tersebut kata H. Ahmad, para pakar juga merekomendasikan agar DP3AKB melalui petugas dibawah dan jajaran agar bisa memberikan pemahaman kepada ibu hamil atau keluarga yang beresiko stunting.
"Busui dan keluarga resiko stunting itu harus benar-benar didampingi oleh tim pendamping keluarga (TPK) dalam rangka memenuhi target USG," ungkapnya.
Ditempat yang sama, Pj Sekda Lotim, Hj. Baiq Miftahul Wasli menyampaikan bahwa berangkat dari angka stunting Lombok Timur saat ini yaitu 15,18 persen Pemda optimis dalam waktu beberapa bulan kedepan ikhtiar menurunkan angka stunting tak hanya diangka 14 persen saja tetapi dibawahnya lagi.
"Kita optimis dalam waktu beberapa bulan kedepan bagaimana ikhtiar dalam menurunkan angka stunting ini tak hanya di angka 14 persen saj bahkan sampai di angka 13 persen sangat kita harapkan," tutupnya.(BM-jamal)
0 Komentar