LOMBOKTIMUR.Bumigoramedia.com - 06/11/23. Penjabat (PJ) Bupati Lotim dampingi perwakilan Bank Dunia lakukan pengecekan dan pengawasan progres pembangunan instalasi pengolahan air (IPA) SPAM pantai selatan Lombok Timur yang berada di Desa Kotaraja Kec. Sikur, turut hadir juga pada kegiatan itu Setda, perwakilan BPPW NTB, BAPEDA, PDAM, dan PUPR.
Ka balai BPPW NTB, Ika SR menyebut "perogres pembangunan IPA SPAM untuk pantai selatan Lombok Timur itu baru capai 22% semenjak perubahan intek" (06/11/23).
"Progres pembangunan tersebut terdiri dari pondasi IPA dengan kapasitas 50 liter/detik, bangunan kimia yang baru dinding, rumah jaga, rumah jenset, rumah panel, dan dudukan reservoar 200 kubik yang akan segera di cor hari rabu mendatang, kemudian pada transmisi telah dimulai mobilitas pipa 12 batang, dan untuk CDB sudah dimulai 2300 meter di desa wakan, Suka Damai dan Suka Raja". Tambah Faesal selaku PPK.
Sementara itu perwakilan Bank Dunia, Evi tagih komitmen Pemda dalam pemenuhan intek air yang dua kali lima puluh (2x50) liter/detik sesuai rekomendasi dari BWS NTB, dimana hal yang terjadi sekarang sudah berubah dari yang direncakan karena situasi di lapangan, khususnya pada masyarakat yang memanfaatkan air tersebut sebagai irigasi
Kaitannya dengan itu PJ Bupati Lotim, Juaini Taufik sebut akan selalu utamakan advokasi dan silaturahmi dalam menyikapi kondisi yang ada, lebih-lebih dalam hal ini sebut dia "masyarakat kita ada kekagetan dengan pipa hdp yang diameternya begitu besar, Lalu di tambah juga kena kita dengan elnino atau kemarau panjang", sepertinya air kita di utara ini akan habis begitu saja kata masyarakat ujarnya. jadi sebut dia juga kata kuncinya sabar saja, sambil kita membangun pengertian dengan tokoh agama, kades dan pak camat.
Lebih lanjut dia jelaskan "persoalan utama kita itu ada pada pengambilan sumber, sehingga kami pada posisi pengambilan sumber alternatif yang kedua dulu kita dayagunakan sambil menunggu musim hujan" karena pemerintah melalui BWS juga tentu sudah penuh pertimbangan, sudah dengan pengukuran.
Jadi, ujar dia "itu nanti kita coba di musim penghujan, misalnya dengan pengambilan itu tidak mengurangi debet dan tidak menganggu masyarakat di skitar sini, Maka saya punya keyakinanlah".
Masih ucap Juaini, "Cuma masyarakat ini butuh bukti, tidak bisa dilawan, makanya kita kedepankan cara bertahap".
Jadi, "tahapannya perlu kita pilih yang sebelah dulu yang satu kali lima puluh (1x50), dan konstruksinya tetap berjalan dua kali lima puluh (2x50). Sambil kami mencari alternatif yang lain, karna masih banyak opsi intek yang di atas itu". Tutupnya. (BM-mjl)
0 Komentar