Breaking News

MENYIKAPI PRILAKU OPURTUNIS DALAM PEMBANGUNAN INFRASTRUKTUR DI INDONESIA

Oleh: M. Zainuddin Fikri
Penulis adalah Karyawan di Pembangunan Jalan Tol Probolinggo-Banyuwangi Paket 1.
OPINI - Pembangunan Infrastruktur di Indonesia adalah proses yang melibatkan berbagai kepentingan, termasuk mobilitas, pertumbuhan ekonomi, dan hak-hak individu. Dalam konteks ini, menemukan keseimbangan yang adil dan transparansi menjadi krusial. Selain untuk kepentingan publik, hak individu (pemilik lahan) transparansi dan partisipasi masyarakat dalam proses pembebasan lahan dan kompensasi yang adil, maka pendekatan inklusif menjadi alternatif yang paling mendekati solusi yang lebih baik.


Dalam hal ini pemerintah harus memastikan penegakan hukum yang tegas terhadap praktik oportunis, dimana isu ini menjadi sensivitas dan dapat terjadi penyalahgunaan wewenang dan etika dalam proses pembebasan lahan. Etika dalam proses ini adalah fondasi integritas. Ketika individu menjadi kelompok dan mengarah ke oportunis dan mengabaikan kepentingan publik, atau memprioritaskan keuntungan pribadi, ini sama halnya dengan menghambat pembangunan berkelanjutan dan kepentingan negara atau kepentingan publik.


Dampak dari hal ini adalah memperburuk ketidaksetaraan dalam masyarakat. Sumber daya dan kesempatan hanya dinikmati segelintir orang, sementara mayoritas masyarakat terpinggirkan. Potret lain dari fenomena ini adalah berkurangnya kepercayaan publik terhadap institusi dan sistem pemerintah menjadi menurun. Dan menghambat partisipasi aktif dan kolaborasi dalam memajukan kepentingan bersama. Maka oportunis dapat memicu ketegangan sosial, konflik dan ketidakstabilan.


Perilaku yang dapat mereduksi oportunis penting untuk memperkuat kesadaran akan kepentingan bersama dan memastikan transparansi, serta penegakan hukum yang tegas. Ketika individu dan kelompok hanya memperhatikan keuntungan diri sendiri, dampaknya sangat signifikan.


Pemimpin yang berintegrasi memiliki peran sentral dalam mengelola proses pembebasan lahan untuk pembangunan Infrastruktur di Indonesia. Integrasi mencakup keselarasan antara kebijakan, prosedur dan tujuannya. Koordinasi yang baik antar berbagai pihak terkait sangat penting. Komitmen pada prosedur yang efektif yang telah ditetapkan dan memahami acuan adalah langkah yang harus diikuti dengan ketat.


Dalam hal ini etika dan integritas serta berkomitmen berbicara terbuka tentang proses ini memastikan akuntabilitas terhadap masyarakat dan menghindari praktik oportunis. Sebagai topik yang kompleks dan memerlukan pertimbangan yang matang, hal ini jelas penempatan rasional penting untuk menemukan metode dan strategi agar pembangunan selaras dengan norma. Kesadaran mengacu pada pemahaman individu tentang nilai-nilai moral, dan dampak tindakan mereka terhadap orang lain. Kelompok yang sadar tentu akan mempertimbangkan implikasi dari keputusan dan tindakan mereka. Kesadaran, membantu menghindari praktik oportunis yang merugikan kepentingan bersama. Pemimpin dalam hal ini diuji sensitivitasnya, sensitivisme mengajarkan kita untuk memperhatikan tanda-tanda perilaku oportunis dan membantu kita mengenali potensi resiko dan mengambil tindakan pencegahan. Identifikasi ini memerlukan keterbukaan terhadap informasi. 


Sebagai contoh Pembangunan Jalan Tol adalah proyek infrastruktur yang kompleks dan memerlukan kerjasama dari berbagai pihak. Maka peran-peran instansi yang terlibat dapat mempercepat dan juga memperlambat proses pembangunan ini. Menghadapi isu ini, penting untuk memastikan transparansi, integritas dan keadilan dalam proses pembangunan jalan tol. Hanya dengan mengutamakan kepentingan bersama, maka pembangunan ini akan memenuhi target yang dinginkan. 

0 Komentar

© Copyright 2022 - BumigoraMedia